Di tengah gempuran berbagai macam hiburan modern yang berbasis digital, seni budaya tetap mendapatkan hati di masyarakat. Setidaknya hal itu diwujudkan dalam gelaran bertajuk Rayonan: Festival Seni Semarang 2024.

Event yang digadang menjadi acara tahunan tersebut berhasil diselenggarakan untuk pertama kali di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Desa Karangtengah, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang pada Jumat—Minggu, 13—15 September 2024.

Kegiatan yang mengusung seni dan budaya tradisional itu menjadi sarana memperkuat nilai kebersamaan dan gotong-royong karena wujud kolaborasi pemerintah daerah, pemerintah desa, komunitas budaya, dan kelompok kesenian dari sembilan belas kecamatan se-Kabupaten Semarang.

Kegiatan yang disertai ekspo UMKM ini menampilkan 23 kelompok yang mementaskan beragam kesenian rakyat seperti kuda lumping, kuntulan, tari kreasi semarangan, dan orkes melayu. “Kegiatan ini sebenarnya menjadi ruang untuk bertumbuh bersama dalam meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni budaya lokal”, ungkap Ketua Panitia Festival Seni Semarang, Bramantyo Agus Saputra.

Sementara itu, Lembaga Kebudayaan Kabupaten (LKK) Semarang, Romo Pujiyanto, menjelaskan bahwa keberadaan ekspo UMKM untuk mendukung perekonomian lokal. “Selain untuk meningkatkan perekonomian warga, ekspo UMKM juga digunakan sebagai sarana promosi hasil kriya atau produk kesenian Kabupaten Semarang sehingga lebih dikenal masyarakat.”, tuturnya.

Acara yang berlangsung tiga hari penuh ini ditutup secara meriah oleh penampilan tuan rumah, yaitu pertunjukan kuda lumping dari Komunitas KBRS Kalimangli, Karangtengah, Tuntang. Festival Seni Semarang menjadi bukti bahwa pemajuan kebudayaan dapat berlangsung karena jalinan sosial antar komunitas yang sinergis, sehingga kebudayaan tradisional senantiasa eksis dan digemari masyarakat di tengah modernisasi zaman. (Teks/Foto: Panitia Rayonan 2024)