Bank Jateng Cabang Pembantu Tengaran, Diresmikan
Tengaran :
Kantor Bank Jateng Cabang Pembantu Tengaran yang terletak di Jalan Raya Semarang-Solo, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Selasa (14/11) siang, diresmikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Semarang Drs Gunawan Wibisono MM (atau yang akrab dipanggil pak Sony). Peresmian ditandai dengan pemotongan tumpeng, dan selanjutnya potongan tumpeng tersebut diserahkan kepada pimpinan Bank Jateng Cabang Pembantu Tengaran, Sri Suhartini.
Usai pemotongan tumpeng, Sekda Sony dalam hal ini mewakili Bupati Semarang dr H Mundjirin ESSpOG, dilanjutkan dengan pemotongan untaian bunga melati yang terikat di pintu gerbang Kantor Bank Jateng Pembantu Tengaran, dan staf Bank Jateng Cabang Pembantu Tengaran siap melakukan pelayanan terhadap Sekda Sony.
Hadir dan turut menyaksikan dalam peresmian ini, Kepala Bapermasdes Drs Yosef Bambang Trihardjono, Pimpinan Bank Jateng Cabang Ungaran Ismanto, Pimpinan Bank Jateng Wilayah Koordinator Semarang M Badrudin As’ad, SH, serta Muspika setempat.
Atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Semarang, mengucapkan selamat atas keberadaan Kantor Cabang Pembantu Tengaran ini. Semoga dengan adanya kantor cabang pembantu ini, dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, khususnya para pedagang kecil, para pengusaha UKM dan tentunya masyarakat secara umum, termasuk Pemerintahan Desa, Kecamatan yang ada di wilayah ex Karesidenan Tengaran sini. Keberadaan kantor cabang pembantu ini, dapat membantu masyarakat kecil yang membutuhkan dana, untuk pengembangan usahanya melalui jasa pelayanan perbankan.
“Sehingga keberadaan kantor ini benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat, dengan memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan bantuan modal agar kegiatan usahanya dapat berkembang,” sebut Sekda Sony dalam sambutan peresmian tersebut, mewakili Bupati Semarang, dr H Mundjirin ESSpOG.
Lebih lanjut Sekda Sony menyebut, saya hanya menitip kepada Bank Jateng, jadi penekanan dari Bupati, tentunya kredit usaha yang disampaikan, itu tidak hanya mengarah ke banyak kredit komsumtif, tapi kredit produktif. “Karena saya tahu, saya yakin bank jateng ini banyak kreditornya PNS, berarti arahannya ada banyak kepada yang konsumtif,” ujar Sekda Sony dengan nada tertawa.
Harapannya, sebut Sekda Sony, kredit produktif juga terus-menerus digali. Apalagi pemerintah sudah memberikan program KUR (Kredit Usaha Rakyat), bunganya hanya 9%. Kalau umum mungkin 12%. jadi kredit usaha rakyat untuk usaha kredit mikro ini hanya 9 %.
Sekda menghimbau, undangan yang hadir ini semua, termasuk pak Camat, Kepala Desa, dan nasabah, untuk bisa mensosialisasikan, karena informasinya masih banyak dana KUR yang masih diserap, bisa dimanfaatkan dari Bank Jateng.
Sementara Deputi Direktur Pengawasan Bank Otoritas Jasa Keuangan Regional III Bank Jateng DIY I Ketut Suwena menyampaikan, kinerja bank umum di Jawa Tengah pada September 2017 jika dibandingkan dengan nasional cukup membanggakan. “Untuk aset kredit dan dana pihak tiga (DPK) bank umum di Jawa Tengah masing-masing tumbuh 11,26%. Untuk DPK-nya 9,04 %, dan 12,68 % secara year on year (y-o-y). Melebihi pertumbuhan nasional, itu sangat membanggakan pertumbuhan Jawa Tengah ini.
Kemudian nasional untuk kredit lanjut Suwena, hanya untuk asetnya tumbuh 9,4, kredit 8,274 dan DPK 11,69. Sedangkan ratio NPL (Non Performing Loan) di Jawa Tengah menurun dari 3,27 menjadi 3,01, namun kalau NPL sedikit diatas nasional, ini mungkin akan menjadi perhatian dari managemen, bank-bank yang ada di Jawa Tengah.
Kinerja keuangan atau perbankan di Jawa Tengah, kata Suwena, itu didukung oleh 317 Kantor Cabang, 1994 KTP, dan 1237 Kantor Kas yang tersebar diseluruh wilayah Jawa Tengah. Sedangkan di Kabupaten Semarang sendiri, memiliki jaringan kantor sebanyak 14 Kantor Cabang, 63 Kantor Cabang Pembantu, dan 46 Kantor Kas.
“Kalau kita lihat sedikit mengenai bank jateng, bahwa Bank Jateng asetnya tumbuh cukup besar, (y-o-y) nya 22,33 %. Kemudian kreditnya tumbuh 14,02 %, dana pihak ketiga tumbuh 18,33 % . Kalau NPL-nya juga tumbuh (sebetulnya kita tidak mengaharapkan tumbuh), tetapi ya tumbuhnya relatif wajar lah, 0,16 %,” terang Suwena.
Sementara itu, lanjutnya, kalau kita dibandingkan dengan kinerja BPD (Bank Pembangunan Daerah) se Indonesia, pertumbuhan Bank Jateng relatif lebih bagus. Ini suatu yang perlu kita banggakan, yaitu kalau BPD se Indonesia itu asetnya hanya tumbuh sebesar 10,2, kreditnya tumbuh 7,79 dana pihak ketiga 15,10 dan NPLnya 0,52. “Ini bank jateng secara umum pertumbuhannya lebih bagus dari BPD yang ada di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Sementara dalam kesempatan ini Direktur Bisnis Bank Jateng Pujiono menyampaikan, kita turut serta dalam kegiatan edukasi dan literasi keuangan ke masyarakat. Mengingat pemerintah menargetkan index literasi tahun 2019 adalah 75%, supaya masyarakat itu sudah ‘melek. keuangan, dengan realisasi yang sampai saat ini atau 2016, hanya baru 33,5 % .
“Kami dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sering mengadakan edukasi baik ke sekolah-sekolah, ke masyarakat, tetapi kami sangat terbatas. Harapannya adalah perbankan khususnya BPD yang merupakan aset Jawa Tengah harus proaktif melakukan administrasi ini. “Sehingga semua masyarakat Jawa Tengah melek perbankan,” tutupnya. (L).
Dilihat : 1448 Kali