BUPATI SEMARANG INGATKAN REGENERASI PELAKU KESENIAN LANGKA
DISKOMINFO-BERGAS : Bupati Semarang H Mundjirin mengingatkan para pemangku kepentingan kesenian tradisional untuk memperhatikan regenerasi pelaku kesenian. Sebab semakin jamak para pelaku kesenian tradisional yang sudah uzur. Sebagian besar mereka masih menjadi tulang punggung kelompok kesenian gerak dan tari tradisional yang tergolong langka. Bupati menyebut kesenian rodhat atau kuntulan yang sebagian penarinya sudah lanjut usia. “Regenerasi ini penting agar kesenian tradisional yang khas dan sudah langka itu dapat tetap lestari,” katanya saat sosialisasi penyaluran dana hibah untuk kelompok kesenian di aula Kantor Kecamatan Bergas, Selasa (22/1) siang.
Ditambahkan oleh Bupati, sejak tahun 2017 lalu Pemkab Semarang mengalokasikan bantuan hibah untuk kelompok kesenian. Tujuannya untuk membantu para pelaku seni menjalankan kegiatannya. Dana hibah senilai masing-masing Rp 10 juta, lanjut Bupati, dapat digunakan untuk membeli peralatan pendukung pentas seperti alat musik dan pakaian pentas. Karenanya, Bupati berharap dana yang diterima dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk mendukung kelancaran kegiatan seni. “Ada ribuan kelompok kesenian yang perlu didukung agar dapat terus berkiprah. Pembangunan di bidang kesenian juga mendapat perhatian Pemkab Semarang disamping pembangunan infrastruktur dan sektor lainnya,” tegas Mundjirin.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Semarang Astuti menjelaskan saat ini tercatat sedikitnya ada 3.617 kelompok kesenian dari berbagai jenis. Diantaranya seni tari, seni suara dan seni pentas. Pada tahun ini dana hibah diberikan kepada 600 kelompok kesenian yang tersebar di seluruh kecamatan. “Bantuan hibah diberikan secara berkelanjutan sejak tahun 2017. Hibah dimaksudkan untuk mempercepat pengembangan keseniaan yang dilaksanakan oleh warga. Sebab kesenian itu menjadi potensi kekayaan daerah yang perlu dipelihara,” terangnya. Sampai dengan tahun 2019 ini, sudah ada sekitar 2.600 kelompok kesenian yang mendapat bantuan hibah. Astuti mengatakan pihaknya merencanakan alokasi dana hibah serupa pada tahun anggaran 2020 mendatang.
Terkait regenerasi pelaku kesenian tradisional langka yang sudah memasuki usia senja, Astuti memastikan telah dilakukan beberapa program pengenalan kesenian kepada generasi muda secara masif. Pengenalan dilakukan sejak usia sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Diantaranya memasukkan muatan lokal tembang Jawa dan dolanan sebagai pelajaran wajib. Selain itu juga kegiatan seni tari menjadi pelajaran ekstrakurikuler. Disdikbud juga akan merevitalisasi peran pamong budaya yang ada ditingkat kecamatan untuk berperan lebih aktif membantu regenerasi dan pelestarian kesenian tradisional langka.
Sementara itu Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Semarang Sarwoto Ndower menghargai perhatian Pemkab Semarang untuk membantu melestarikan kegiatan kesenian yang dilakukan warga. Menurutnya, bantuan hibah yang berlangsung rutin sejak tahun 2017 sangat membantu para pelaku seni untuk menjalankan kiprahnya. Terutama kesenian tradisional yang langka seperti Kesenian Balajad di Kalitangi Kecamatan Jambu dan Kesenian Nadrak di Desa Brongkol. “Dewan Kesenian akan merumuskan pentas pengenalan dan pelestarian aneka kesenian tradisional langka itu bekerja sama dengan instansi terkait,” paparnya.(*/junaedi)
Dilihat : 1398 Kali