WABUP GELAR KELAS INSPIRASI CEGAH PERNIKAHAN DINI
ISKOMINFO-PRINGAPUS : Wakil Bupati Semarang Ngesti Nugraha mengakui potensi terjadinya pernikahan dini siswi usia sekolah menengah di desa di sekitar kawasan industri Pringapus masih cukup tinggi. Pola pikir bahwa sekolah cukup sampai sekolah menengah pertama (SMP) setelah itu bekerja dan menikah perlu dirubah. Karenanya, dia menggandeng instansi terkait untuk melakukan kelas inspirasi guna memotivasi siswi agar tetap melanjutkan sekolah. “Kita mengajak jajaran Koramil, para guru dan pemangku kepentingan lainnya untuk memotivasi para siswa terutama para siswi untuk melanjutkan sekolah hingga SMA bahkan kuliah. Tujuannya agar mereka dapat menggapai cita-cita yang lebih tinggi,” katanya disela-sela acara kelas inspirasi penguatan pendidikan karakter siswa di SMPN 1 Pringapus, Selasa (19/2) siang.
Pernyataan Wakil Bupati (Wabup) itu menanggapi laporan Kepala SMPN 1 Pringapus, Indarto yang menyebut kecenderungan siswa SMPN 1 Pringapus untuk langsung bekerja setelah lulus. Data yang ada di Tata Usaha SMPN 1 Pringapus menyebutkan rata-rata setiap tahun ada lebih dari separuh lulusan SMPN 1 Pringapus yang tidak melanjutkan sekolah ke jenjang SMA atau SMK. Hal itu, lanjut Indarto, karena mereka langsung bekerja di berbagai pabrik atau industri rumahan yang ada di Desa Wonoyoso dan sekitarnya. Hal itu sudah berlangsung lebih dari tiga dasa warsa atau sejak sekolah itu di dirikan. Sekolah tersebut memang terletak di dekat kawasan industri yang berada di sisi Timur wilayah Kabupaten Semarang itu. “Jadi banyak lulusan yang berpikir setelah lulus SMP lalu kerja di pabrik. Setelah mempunyai uang yang cukup, mereka membeli sepeda motor,” terangnya.
Wabup menambahkan program kelas inspirasi memang dilaksanakan untuk menggugah semangat dan memperkuat etos belajar siswa. Program yang dilaksanakan di 70 sekolah menengah pertama pada tahun 2019 ini juga akan melibatkan Bupati Semarang dan anggota Forkompimda lainnya. Para pimpinan daerah itu akan berkunjung ke sekolah dan menceritakan pengalaman inspiratif mereka kepada siswa. Terutama kepada para siswa kelas Sembilan yang akan mengikuti ujian kelulusan. “(Kasuistis) seperti di SMPN 1 Pringapus ini, kelas inspirasi juga dilakukan upaya untuk merubah pola pikir sebagian besar siswa terutama siswi agar tidak menikah muda dan tetap melanjutkan sekolah,” tegasnya. (*/junaedi)
Dilihat : 1144 Kali