FESTIVAL HORTIKULTURA PAMERKAN BUAH UNGGULAN
DISKOMINFO-UNGARAN : Dinas Pertanian Peternakan dan Ketahanan Pangan (Distan) Kabupaten Semarang menggelar festival hortikultura yang memamerkan aneka buah unggulan di Gedung Serba Guna Kompleks Alun-alun Bung Karno, Kalirejo Ungaran Timur, Rabu (6/3) pagi.
Menurut Kepala Distan Wigati Sunu, festival dimaksudkan untuk mempromosikan aneka produk hortikultura unggulan terutama buah durian dan alpokat. Pada acara kali ini, dua komoditas buah ini diadu dalam mata acara lomba buah unggulan. “Lomba buah unggulan di Festival Hortikultura ini memang ditujukan untuk mencari bibit unggul yang akan dikembangkan di sentra buah dan daerah pengembangan lainnya. Pemenangnya akan mengikuti lomba yang sama tingkat Provinsi Jawa Tengah,” terangnya.
Seperti diketahui, buah alpokat dan durian memang menjadi andalan Kabupaten Semarang. Bahkan beberapa jenis telah mendapat sertifikat pengakuan mutu dan jenis dari Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) Badan Litbang Kementerian Pertanian RI. Dua jenis buah alpokat yang telah bersertifikat itu adalah Kalibening dan Rejosari dari Kecamatan Bandungan. Sedangkan dua jenis durian yakni Kaning dan Sifa dari Desa Brongkol Kecamatan Jambu.
Berdasarkan data di Distan, saat ini telah diajukan pendaftaran 12 produk hortikultura berupa buah alpokat dan durian untuk mendapatkan sertifikasi tersebut. Selain itu juga ada satu varietas padi lokal yang juga didaftarkan. Varietas padi unggul itu berasal dari Tambakboyo Ambarawa dan telah turun temurun ditanam di seputaran Ambarawa dan Banyubiru.
Bupati Semarang H Mundjirin saat pembukaan festival mengatakan hampir seluruh kecamatan memiliki komoditas unggulan. Potensi ini menurut Bupati layak dikembangkan dan dijaga kelestariannya. “Sebagian besar warga memang mengandalkan penghidupan dari pertanian. Perlu terus dilakukanÂÂÂ budidaya aneka komoditas hortikultura unggulan agar tidak punah,” katanya.
Dicontohkan, aneka buah dan sayuran dibudidayakan secara massal di beberapa kecamatan. Misalnya di Sumowono, Getasan dan buah kelengkeng di Bandungan. Ada pula salak di Kecamatan Jambu. Semuanya harus dipertahankan menjadi komoditas khas wilayah masing-masing. ÂÂÂ
Ditambahkan oleh Wigati Sunu, festival juga dimeriahkan lomba merangkai tanaman biofarmaka, merangkai sayur asam dan lomba cipta menu Bergizi, Berimbang, Seimbang dan Aman (B2SA). “Seluruh lomba diikuti perwakilan dari 19 kecamatan sebagai upaya untuk mengetahui harapan warga sebagai konsumen produk hortikultura lokal,” terangnya.(*/junaedi)
Dilihat : 1291 Kali