ASKAS Ingin Kembalikan Kejayaan Kopi Sumowono
Diskominfo-Sumowono : Kisah cita rasa kopi dari Sumowono yang pernah terkenal pada masa kolonial Belanda di tanah air masih membekas di ingatan Giyono, warga setempat. Bersama beberapa teman pecinta kopi, dia mendirikan asosiasi kopi asli Sumowono (ASKAS) untuk mengembalikan kejayaan kopi asal lereng Gunung Ungaran itu. “Ada sekitar sepuluh merek produk kopi Sumowono yang beredar di pasaran saat ini. Nantinya hanya ada satu merk ASKAS yang mewakili cita rasa tinggi kopi dari wilayah Kami,” jelasnya di sela-sela acara “Sumowono Ngopi Bareng” di halaman Kantor Kecamatan Sumowono, Selasa (11/2/2020) siang. Acara yang digelar ASKAS dan didukung Pemerintah Kecamatan Sumowono dan pihak swasta lainnya itu mempertemukan puluhan pengusaha dan petani kopi dengan pemangku kepentingan.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Giyono, ASKAS yang beranggotakan 18 pengusaha kopi akan bergerak bersama dari hulu hingga hilir. Tak hanya memperhatikan pemasaran, para anggota ASKAS yang bekerja sama dengan kelompok tani akan melakukan edukasi bercocok tanam dan pengolahan kopi kepada para petani. Diantaranya penggunaan pupuk non pestisida dan menghindari petik hijau serta penjemuran biji kopi yang higienis. Sehingga mutu biji kopi akan benar-benar terjaga. “Selama ini penjualan dilakukan secara langsung ke beberapa kafe di Kabupaten Semarang, Yogyakarta, Magelang dan Purwodadi. Sedangkan secara online, pesanan kerap datang dari pembeli di Sumatera hingga Kalimantan,” jelasnya lagi.
Menurut Giyono, jumlah luasan kebun kopi rakyat di Sumowono mencapai seribu hektar. Rata-rata per hektar dapat menghasilkan lima ton biji kopi per hektar untuk jenis Robusta. Sedangkan untuk jenis Arabica hanya empat ton per hektar.
Saat ini kopi Sumowono yang sudah diolah dalam bentuk serbuk beredar di pasaran dengan berbagai merek. Giyono menyebut ada kopi Lempuyangan, Esensa, kopi Jlegong, Sukorini, Candisongo, Gumukdali dan Kopi Biyung. Dia berharap jalinan kerja sama pengusaha kopi dalam kelompok ASKAS akan dapat menciptakan satu produk kopi asli Sumowono yang memiliki cita rasa khas.
Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Pangan (DP3) Kabupaten Semarang Wigati Sunu yang hadir pada acara itu meminta para pengusaha kopi Sumowono untuk membentuk korporasi guna membuka pasar yang lebih luas. Dia mencontohkan produk kopi Gunung Kelir Kecamatan Jambu yang telah mampu menembus pasar ekspor hingga Timur Tengah dan Eropa. “Kabupaten Semarang adalah salah satu sentra kopi terbaik di Jawa Tengah. Perlu kerja sama antara petani dan pengusaha lokal agar bisa berkomunikasi bisnis dengan para eksportir,” pintanya.
Sunu juga menyebut produk kopi saat ini juga menjadi trend pergaulan generasi muda. Terbukti dengan adanya puluhan barista atau penyaji kopi dari kalangan anak muda. Menurutnya kondisi ini menjadi peluang pasar tersendiri untuk produk kopi unggulan.(*/junaedi)
Dilihat : 1011 Kali